A Poem : Riuh Yang Kembali Sunyi
"Apa yang terjadi? Kenapa semua riuh gejolak tiba-tiba sunyi , terhanyut dalam hembusan nafas lelah masing-masing diri? Entah sejak kapan, hati ini seperti di dalam ruang hampa; tak mampu mendengar lelahmu, tak sanggup juga menahan lelahku. Lalu setelah ini apa? Aku pikir tempat peristirahatan terakhir adalah pada sepasang lengan yang siap untuk merengkuh- kenyamanan yang tak berupa. Tetapi mengapa kau beristirahat di aliran keruh tak bermuara? Kita tau, masing-masing diri tahu, bahwa yang kami butuhkan hanyalah angin untuk menggerakkan segalanya. Pun aku juga meminta hujan untuk sekalian saja membuatnya banjir, amarah dan tangis yang meluap. Supaya kita tahu, kita ini tak mati rasa. Hanya saja, sama-sama terpaku dalam pandangan lurus, jauh tapi gelap.."
Mei, 2018.
Comments
Post a Comment